-->

Mengenal Suguhan dan Cemilan Khas Sunda



brdcarticleimage

Indonesia masih dikenal sebagai negara yang penduduknya ramah. Jangankan dengan sesama saudara atau kerabat dekat. Dengan tamu baik tetangga maupun orang asing pun, masyarakat Indonesia cenderung memperlakukannya dengan hangat dan bersahabat.

Tradisi bertamu atau mengunjungi rumah seseorang saat ini memang cenderung menurun. Kesibukan sering menjadi alasan utama. Apalagi, kemajuan teknologi kini mendukung berkurangnya intensitas tatap muka antar seseorang.

Bertamu menjadi sering dilakukan pada momen tertentu. Misalnya, ketika suasana hari raya suatu agama atau ada peringatan istimewa lainnya. Saat seperti itu, hidangan yang disuguhkan di meja tamu pun kadang adalah hidangan yang spesial, khas dari tempat asal sang tuan rumah.

Di daerah Sunda sendiri, ada beberapa makanan kecil yang sering disajikan saat momen tertentu untuk menyambut tamu. Beberapa diantaranya mungkin kita temukan ketika bersilaturahmi saat Lebaran kemarin. Yuk kita berkenalan lebih akrab dengan mereka:

1. Opak


Opak adalah salah satu cemilan populer di kalangan masyarakat Sunda. Dengan bahan utama berupa tepung beras, opak mengandung banyak karbohidrat. Opak bisa dikategorikan sebagai 'kerupuk'. Namun, pembuatannya berbeda dengan kerupuk pada umumnya.

Jika kerupuk biasa dimatangkan dengan cara digoreng, opak dimasak dengan dibakar. Adonan opak yang berupa campuran tepung beras dengan gula dan garam dibentuk lingkaran dengan ukuran tertentu. Selanjutnya, adonan diselipkan pada sebilah bambu dan didekatkan ke hawu (tungku dari tanah liat/semen) sehingga adonan menjadi mekar.

Konon, jaman dahulu opak dibuat saat ada perayaan atau acara tertentu. Namun kini, opak biasa disajikan di ruang tamu sebagai jamuan atau juga cemilan keluarga.


2. Ranginang


Seperti opak, ranginang pun termasuk cemilan kategori 'kerupuk' karena rasanya yang kriuk. Namun, pembuatan ranginang mirip seperti membuat kerupuk pada umumnya.

Adonan dibuat dan dijemur hingga kering untuk kemudian digoreng. Bedanya, adonan ranginang terbuat dari beras ketan yang tidak dihancurkan sehingga tekstur nasinya tetap terasa. Selain itu, untuk mendapatkan rasa yang renyah adonan sebaiknya digoreng dalam minyak yang banyak dan bersuhu panas.

Seperti opak juga, awalnya ranginang adalah salah satu cemilan primadona ketika suasana hari raya atau hajatan untuk memperingati acara tertentu. Seiring dengan meningkatnya popularitas ranginang, cemilan ini pun kini biasa dihadirkan di ruang tamu atau ruang keluarga sebagai teman ngobrol.


3. Tape Ketan


Seperti ranginang, makanan yang satu ini juga terbuat dari bahan utama beras ketan. Bedanya, beras tersebut difermentasikan dengan ragi sehingga rasanya menjadi manis asam.

Penyajian tape ketan bermacam-macam. Bisa dengan dibungkus daun pisang yang menimbulkan aroma khas, atau hanya dengan dimasukkan ke dalam toples seperti halnya kue kering. Untuk penyajian di ruang tamu biasanya dipilih cara yang kedua.

Tape ketan termasuk makanan basah yang awet karena bisa bertahan sampai seminggu. Semakin lama usia tape ketan, semakin banyak air hasil fermentasi yang keluar dan menambah cita rasa tersendiri. Air manis tersebut aman untuk diminum selama tidak terlalu banyak karena bisa mengakibatkan perut menjadi panas di dalam.


4. Ali Agrem


Mungkin saat bersilaturahim dari rumah ke rumah kemarin ada yang menemukan cemilan yang satu ini, ali agrem. Sekilas, bentuknya seperti kue donat sehingga mungkin kita akan terkecoh.

Ali agrem adalah salah satu kue tradisional khas Sunda. Dengan bahan utama tepung beras dan gula merah, kue ini memiliki cita rasa yang manis dan legit.

Konon, nama ali agrem ini berasal dari bentuknya yang menyerupai cincin (ali) yang melingkar (agrem). Dulu, kue ini sering hadir saat pesta pernikahan sebagai salah satu suguhan utama. Kini, ali agrem sering disajikan di toples pengisi cemilan di ruang tamu saat merayakan momen tertentu.


5. Seroja


Bentuknya seperti bunga seroja alias teratai. Rasanya gurih, mengandung tepung beras, tepung terigu, gula putih, dan pala atau daun jeruk untuk menambah aroma harum.

Pembuatan kue seroja ini menggunakan cetakan khusus bergagang panjang yang biasanya terbuat dari alumunium. Adonan dimasukkan ke dalam cetakan, lalu keduanya dimasukkan ke dalam minyak panas sehingga berwarna keemasan. Untuk mengeluarkannya, adonan yang sudah matang tadi digoyangkan agar lepas dari cetakan. Itulah sebabnya beberapa daerah mengenal kue ini sebagai 'kembang goyang'.

Dengan resep tradisional yang turun temurun, kue seroja dulu sering disajikan pada acara hajatan. Kini, kue seroja juga masih sering dihadirkan saat Lebaran untuk suguhan bagi tamu atau menjadi salah satu pilihan oleh-oleh.

Sebagaimana kekayaan alam dan budayanya yang beragam, kekayaan kuliner Indonesia pun perlu dilestarikan. Apalagi, beberapa proses pembuatan cemilan Sunda pun tergolong sederhana dan mudah. Kalau bukan kita yang melestarikannya, siapa lagi? (RY)
Photo Source: Google.com












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

follow @sassun11